Sutan Irawansyah
Kata selesai adalah ujung dari semua perjalanan, puncak dari semua perencanaan, istirahat atas segala kelelahan, akhir dari segala kesempurnaan. Siapa yang tak mau selesai? Aku yakin, pasti semua orang, mungkin termasuk kamu sekarang menginginkan kata selesai, buktinya kamu ingin segera selesai baca tulisanku. Seperti itulah manusia, selalu mendambakan kata selesai. Makanya tidak sedikit orang terburu buru ingin selesai, akibatnya mereka jadi ceroboh, bukanya selesaikan masalah, tapi malah menambah masalah, karena mereka cenderung menyelesaikan sesuatu di bukan waktu yang tepat. Hingga tentang terpaan ujian saja, banyak diantara kita yang tidak tahan, sebenarnya bukan kamu yang tidak tahan, melainkan kamu yang ingin segera selesai. Lohh, ko gitu? Iyaa lahh, buktinya Allah kan tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kemampuan nya, artinya tidak ada yang tidak tahan, hanya manusia saja yang tidak bersabar untuk sampai pada kata selesai. Akhirnya kan banyak yang bunuh diri, stress, depresi, galau dst, padahal Allah itu ingin menguatkanmu, ehh knapa malah stress dst. Bukan Allah dzalim, tapi kamu yang gagal memahami bahasa kasih Allah. Coba jika kita bersabar sedikit saja, dengan perlahan dan tanpa sadar kamu akan sampai pada kata selesai. Namanya juga dunia, tempatmu di uji habis habisan, kalo tidak mau diuji, tinggal jangan hidup. Sederhana bukan?
Jadi, ujian sampai hal hal yang membuatmu seperti ditiban batu besar adalah cara Allah untuk memberikanmu makna kata selesai, bahwa selesai ada hanya bagi mereka yang sedikit bersabar. Sedikit menahan dan ridho atas segala yang ditimpakan kepadamu, lalu kamu lewati setapak demi setapak, meskipun terseret seret, kamu akan sampai diujung sebagai pemenang, dan kamu selesai. Coba jika kamu ditimpa beban begitu berat dipundak hidupmu, lalu hilang sabarmu, lenyap iman dan keikhlasan dalam dadamu itu, dan kamu memilih selesai ditengah tengah perjalanan panjang itu, maka kamu telah kalah. Jangan harap kamu mendapatkan kata selesai, yang ada kamu akan merasa bahwa kata selesai itu semakin jauh. Ujung-ujungnya kamu tidak melakukan apa apa, mau maju malah berat rasanya, menangis pun tidak akan merubah apa-apa. Akibat kamu bingung luntang lantung tidak tahu arah, mentok mentok kamu suudzon pada Allah, "Allah dzalim, kenapa allah takdirkan aku seperti ini" Dan kata kata kekecewaan lainnya. Ahh dasar manusia. Semua itu disebabkan kamu memilih selesai di waktu yang bukan seharusnya. Ingatlah!! Karena hakikat dalam hidup tidak pernah ada kata selesai kecuali Allah yang menyelesaikannya.
Jangan harap kamu akan selesai diuji. Coba kamu perhatikan kedua ayat ini,
Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (Al Baqarah {2} : 214)
Logikanya gini aja, biasanya kalau seseorang semakin sayang itu malah makin perhatiin orang yang disayangi nya. Gitu juga Allah. Makanya semakin meningkatnya taraf hidup, maka semakin jauh kata selesai itu, apalagi kalau ujian. Sebab itu dalam hidup hanya perlu untuk bersabar sedikit saja. Dahulu, semenjak kamu SD kelas satu dikasih tugas rumah oleh guru, kelas dua pun begitu, kelas tiga sama juga, terus begitu.... Masuk ke jenjang SMP, demikian juga sama, malah tugas yang diberikan rasanya ko semakin susah. Lanjut ke bangku SMA lagi-lagi merasa nggak pernah beres beres. Akhirnya duduk di bangku kuliah dengan harapan selesai, taunya malah tidak selesai selesai. Seperti itu juga hidup, kita akhirnya tidak akan pernah selesai, apapun namanya, apapun jalannya, rencananya, perjalanannya tidak pernah selesai. Tentang ujian, tantangan, rintangan, semua tidak akan selesai.
Jadi, orang yang mengatakan "aku ingin selesai dengan diriku sendiri." Ingat-ingat olehmu, bahwa kita tidak akan pernah selesai, karena memang yang berhak menyelesaikan mu itu bukan dirimu, tapi Allah. Semakin maju ketaraf taraf selanjutnya akan ada banyak yang harus kamu lewati, dan tidak pernah selesai. Termasuk tentang dirimu, kamu yang SD dengan kamu yang SMP, Kuliah dst tentu berbeda, bahkan hari ini kamu yang mahasiswa, berbeda kelak kamu sebagai suami. Keberbedaan itulah yang membuatmu tidak selesai selesai. Mungkin sekarang kamu katakan, "aku ingin selesai dengan diriku sendiri." Nanti sesudah kuliah kamu mengucapkan kalimat yang sama lagi, dan begitu seterusnya. Siapa yang bakal menjamin kamu tidak akan mengucapkan itu lagi? Karenanya yang harus kamu lakukan adalah lewati perjalanan seluruh peristiwa dalam hidupmu itu. Maka sebenarnya, diri kita itu tidak akan pernah selesai untuk kita terjemahkan sendiri, karena dalam dirimu tersimpan ragam rahasia yang belum kamu ketahui, semakin kamu gali, semakin kamu tidak akan menemukan dasarnya.
Kalau bicarain tentang nikah, ada saja kan yang mengatakan "aku belum mau nikah, karena aku belum selesai dengan diriku, aku belum beres" Tapi coba kamu renungkan apa kata kataku sebelum nya, jika ketidakselesaian itu kamu lebih memilih tidak menikah, maka yang ada kamu tidak akan pernah selesai bukan? Bahkan tidak akan terjadi menikah. Justru ujian dan penyelesaian nya ada di kamu yang melewati, karena dengan itu kamu belajar sedikit-sedikit, mana bagian yang harus dibenahi dalam dirimu. Ingat! Kata selesai itu sangat tipis dengan berhenti, jadi renungkan lagi, yang kamu ingin kan itu selesai atau berhenti? Belajar atau punah? Bergerak atau musnah? Dengan alasan "aku ini bla, bla, bla dst, takut nanti nikah aku malah bla, bla, bla" Padahal itu kan baru takut yang ada di pikirkanmu, baru sampe pikiran. Bukan ragam kesulitan dan kekhawatiran yang membuat mu takut, tapi ketakutan yang membuatmu sulit dan khawatir. Apalagi ada yang mengatakan "aku belum sempurna untuk segera nikah" Booommmmm.... Kapan kita disebut sempurna? Tidak akan selesai untuk sampai sempurna, karena kata sempurna adalah kata yang tak pernah berujung. Justru sempurna itu diraih bagi mereka yang memilih untuk terus berjalan dan belajar, biarkan Allah yang sempurna kan, maksudnya sampai meninggal. Itu bukan yang dimaksud isyarat Nabi tentang belajar dari lahir hingga mati?
Sebab itu, kata selesai hanya akan sampai jika kamu atau aku melewatinya satu persatu, bukan berhenti lalu menyerah. Jika kamu memilih berhenti maka itu arti kelemahanmu, tapi jika kamu memilih maju maka itu arti kekuatanmu. Maka jangan pernah berhenti untuk terus berjalan setapak demi setapak, entah tentang dirimu, ujian, menikah, dan tarap fase fase dalam hidupmu sampai Allah yang menyelesaikannya sendiri.
Jadi, saatnya rubah perkataan, "aku belum selesai dengan diriku" Menjadi "biarkan aku lalui skenario-Nya agar Allah selesaikan pada waktunya" Jadi jangan berhenti melakukan sesuatu dengan alasan kamu belum selesai, justru hadapi dan lalui dengan membiarkan Allah yang menyelesaikannya, dengan secara lanjut akan ada ketidakselesaian seterusnya. Mohon bersabar saja.
Wallahu 'alam
Komentar
Posting Komentar