Quarter Life Crisis Bag. II

Sutan Irawansyah

Motif sebab munculnya era quarter life crisis itu beragam, tentu banyak faktor yang melatarbelakangi hadirnya kekhawatiran, ketakutan hingga penejelajahan tentang identitas dan sederet tanda yang muncul dari quarter life crisis. Salah satunya gempuran sosial media yang tidak bisa dibendung arusnya menjadi salah satu penyebab munculnya quarter life crisis. Karena dunia sosmed seringkali dijadikan ajang membandingkan diri, sehingga semakin jauh dari nilai jati diri yang memiliki kekhasan dalam pribadinya. Seketika itu kesuksesan tidak lagi diukur oleh apa yang telah dicapai oleh dirinya, melainkan dari apa yang telah dicapai oleh orang lain. Belum lagi dihadapkan dengan beragam kekhawatiran dari apa yang telah dilihat dan didengar dari sosial media atau bahkan realitas sosial yang dihadapi. Makanya fase ini jangan disambut dengan ketakutan lalu menyerah dan kalah, melainkan mesti dihadapi secara total. Jika dihilangakan dan tidak dihadapi sama sekali, maka yang terjadi adalah ketidakhati-hatian dan kecerobohan. Yang harus dilakukan hanya mengkontrol dan menstabilkan rasa kekhawatiran dan ketakutan, bukan harus dihilangkan. 

Lalu bagaimana aku, atau kamu yang sedang menghadapi quarter life crisis untuk menentukan langkah alternative dalam menghadapi krisis seperempat abad? Karena ini yang menjadi hal yang special, yaitu tentang bagaimana kita mersepon krisis seperempat abad kita masing-masing. Tentu beragam respon diantara kita untuk menghadapinya, ada yang berani, ada pula yang takut. Karena pada akhirnya ini bukan tetang benar atau salah, melainkan ini lebih kepada pilihan hidup kita. Jika para ahli tadi memahami quarter life crisis sebagai a new life chapter, maka kita harus menyambut dengan bahagia, apalagi bila telah siap dan memang sudah disiapkan. Sebab ini merupakan kesempatan emas agar tumbuh dan berkembang dengan pendewasaan secara mental untuk lebih hebat dari yang sebelumnya.

Salah satu keuntungan dan alasan kita untuk menghadapi dan menyambut quarter life crisis adalah kita dapat mampu melawan status quo sosial yang ada, dengan cara membuktikan diluar status quo itu. Lalu fase ini menjadi masa-masa untuk menghabiskan setengah umur kita dengan melakukan yang paling terbaik. Oleh karena itu sekali lagi ini adalah kesempatan yang jangan ditakuti yang diciptakan oleh ilusi kita sendiri yang mungkin belum tentu terjadi. Maka yang belum mengalami quarter life crisis persiapkan, adapun yang sedang maka sambut dan hadapi dengan energi yang positif. 

Bila diperhatikan dengan baik bahwa quarter life crisis sangat identik dengan gejolak stress hingga situasi-situasi depresi. Ternyata kedua gejolak ini disebabkan faktor persepsi dan mindset negatif mengenai kondisi yang dihadapi. Akhirnya jika segala sesuatu dilihat dengan negatif, akhirnya selalu berujung pada kecemasan, kekhawatiran, depresi dan stress. 

Ada teori yang dikembangkan Rogers mengatakan bahwa manusia memiliki potensi untuk tumbuh dan belajar, tumbuh dan berkembang sesuai pitensi yang dimilikinya. Namun yang sering jadi problem adalah kegagalan manusia untuk memahami potensi yang dimilikinya dengan baik, mau itu tentang kelebihan ataupun kekurangannya. Teori ini dapat menjadi pemicu tiap individu untuk mulai membangun persepsi yang positif sebagai tameng sekaligus senjata untuk menghadapi quarter life crisis. 

Maka artinya untuk menghadapi krisis ini kita harus awali dengan mindset dan persepsi yang positif, selanjutnya baru kita ke tips tips spesifik bagaimana cara tepat untuk menghadapi krisis ini. 


Bersambung....... 

Komentar