Quarter Life Crisis Bag. I

Sutan Irawansyah

Quarter life crisis secara leterlek diartikan dengan krisis seperempat abad, adalah satu istilah yang merujuk pada satu kondisi atau peristiwa dimasa-masa kita akan banyak mempertanyakan banyak essensial, masa-masa kita dihadapkan dengan kebingungan untuk menentukan hal yang sangat krusial dalam hidup. Seperti mempertanyakan kembali identitas siapa sebenarnya aku ini? Mau dibawa kemana arah hidup ini? Untuk apa aku hidup? dan masih banyak lagi pertanyaan yang menjadi rintangan untuk secepatnya dijawab, namun di fase itu kita selalu dibingungkan dengan bagaimana aku harus menjawabnya? Dan jawaban apa yang tepat atas sederet pertanyaan-pertanyaan itu? 

Lebih spesifik dari lembaga sikolog terapis internasional United States, mengidentifikasi quarter life crisis dengan 4 point penting;

A Period Uncertainty and questioning

When people feel uninspired and disillusioned

Occurring between mid 20s and early 30s

Signing new chapter in life

Di fase-fase kamu sering mempertanyakan ulang tentang keputusan yang sudah kamu ambil, seperti bener nggak sih aku tuhh ambil jurusan ini? Cocok gak sih sebenarnya? Bener nggak sih pasangan gue itu dia? Mengapa aku gak bisa apa-apa? apakah di kemudian hari aku bakal dapat pasangan yang baik atau bahkan sebaliknya? Langkah apa yang harus aku ambil? Gimana kalo aku nanti gagal? Jutaan gencaran pertanyaan ini akan menyasar kita di saat fase-fase quarter life crisis. Kita pun sering membandingkan diri dengan teman sebangku, selalu merasa tidak baik dan kurang baik dibandingkan dengan teman kita itu, jadi teman sebangku kita selalu setingkat lebih unggul ketimbang diri kita yang selalu di bawah nya. Di masa-masa ini pun sedang dilanda perasaan merasa tidak cukup baik, bahwa apa yang dilakukan merasa selalu gagal dan kalah. 

  Itu akan terus berlanjut kepada kecemasan tentang masa depan. Merasa terjebak dan stress sama kondisi yang sulit ataupun tidak akan bisa diubah, baik dengan keluarga, teman ataupun pasangan. Semuanya berujung pada ketidaktahuan arah tujuan hidup yang dilalui. Maka di kondisi-kondisi menjengkelkan seperti itu akan membuat kita depresi dan stress jika tidak benar-benar dihadapi dengan serius dan total.

Jadi sederhanannya, quarter life crisis adalah masa transisi dari remaja menuju dewasa dengan ditandai krisis seorang individu dalam menghadapi keraguan, insecure atau bahkan keputusasaan, dan akhirnya kehilangan masa depan dan arah tujuan hidup. biasanya seputar karir, finansial dan relationship. Menurut data bahwa quarter life crisis 86% nya dihadapi dan dialami oleh individu yang berusia 20-30 tahun. Ini merupakan usia-usia yang sangat rentan dan vital untuk menentukan kejelasan hidup selanjutnya. 

Dalam perspektif ilmu psikologi, terdapat konsep Emerging Adulthood, yaitu suatu masa perkembangan seseorang setelah melewati masa remaja hingga sebelum dewasa. Masa dimana seseorang dibebani dengan rencanaaa dan pilihan-pilihan penting untuk masa depanya. Akibatnya beragam reaksi muncul, dari mulai panic hingga frustasi, tidak adanya tujuan dan sebagainya, maka krisis ini akan mengakibatkan depresi yang cukup berat jika tidak ditanggapi dengan serius. 

Beberapa individu dapat mengatasi fase ini dan melanjutkan hidupnya, tetapi ada beberapa yang kebingungan dan butuh pertolongan untuk mencari solusi supaya dapat melewati fase remaja ke dewasa ini. Individu yang belum berhasil melewati fase ini sangat mungkin akan mengalami masa yang berat, sulit, dan tidak berdaya. Bahkan menurut Menurut Atwood dan Scholtz (2008) Individu yang tidak siap memasuki tahap ini akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya, jika tidak mampu merespon dengan baik, maka diprediksi akan mengalami masalah dalam kejiwaannya.


Bersambung.......... 

Komentar

  1. Ma sya Allah, keren bgt. Relate bgt tulisannya, A. Barakallahu fiik🌹

    BalasHapus

Posting Komentar