Kesetiaan

Sutan Irawansyah

Lagi lagi bicara cinta seperti samudera yang tak bertepian, dia selalu ada cara dan jalan yang tak kelar untuk terus menghampiri nya namun tak kunjung sampai juga. Tapi demikian juga cinta, menulisnyaa selalu dihalaman pertama. 

Ganzavi dalam layla majnun menggoreskan kata-katanya bahwa cinta itu efeknya adalah kesetiaan, orang yang cinta pasti setia. Kenapa ada orang tidak setia? Biasanya karena yang dia harapkan dalam orang yang dicintainya itu tidak ada dan tidak muncul, ketika ada harapan harapan selain cinta itu sendiri, berarti ada pamrih pamrih, kalau masih ada pamrih pamrih berarti belum cinta yang tulus. Jadi kalo memang benar cinta tidak usah dituntut untuk setia, pasti dia akan setia. 

Coba perhatikan, cinta dan setia seperti dua mata uang koin yang tak pernah terpisah. Setia artinya berpegang teguh, tidak goyah, tidak berubah haluan tetap pada jalan dan tujuan yang di citakan. Jika dipahami dari arti itu, kamu akan ngerti bahwa cinta pasti menuntut keteguhan yang tak tergoyahkan, komitmen yang kuat untuk tidak lepas dari cinta yang tengah dilalui dan diperjuangkan nya. Pasti jalan pejuang cinta yang setia akan tetap pada rel dan jalurnya meski digoncangkan angin badai, ditempa ombak besar, maka akan tetap di jalannya. Karena sadar jalan itulah yang harus ditempuhnya, bukan yang lain. 

Bukankah memang begitu cinta itu mesti berjalan? Diatas rel kesetiaan lah kita bisa sampai pada ujung perhentian, bertemu dengan pujaan cinta yang kita harap harapkan. Bukankah Allah pernah mengatakan jika di antara hambaku mencintaiku, maka ikutilah aku? Artinya,  bukankah wujud cinta itu setia dan komitmen pada perintahNya dan setia untuk menjauhi laranganNya? Ketika tidak nurut pada perintah-Nya dan dekat pada laranganNya menunjukan sebuah pengkhianatan dalam jalan cinta dan telah hilang pada dirinya sebuah kesetiaan, mengapa? Karena ia lebih nurut pada nafsunya, pada hawa nya. Dan lebih fatal ia telah menduakan Allah, syirik. Bukankah beribadah bukan karena Allah adalah syirik kecil? Ar riya, bukankah seperti itu ucap Nabi? Seketika semua itu terjadi maka telah berkhianat pada janji sumpah setia dari awal, qaaluuu balaa syahidna. Naudzubillah.... 

Yang sudah hilang kesetiaan maka yang terjadi adalah pengkhianatan. Buktinya, cinta yang tak setia adalah cinta yang tertolak, mengapa demikian? Coba kamu perhatikan sabda Nabi. Suatu amalan yang tidak menurut titahku, kata Nabi, maka amalan itu tertolak!! Jika cinta maka akan mengikuti titah-Nya dan titah Nabi, sebagai bentuk cinta pada-Nya. Maka ketika tidak mengikuti titah-Nya dan titah Nabi yang terjadi adalah tunduk pada tutur nafsunya. Maka ibadah tidak lagi mengikuti sunnah agung, melainkan tutur nafsu sekehendak nya. Oleh karena itu jika telah hilang setia maka telah hilang cinta, jika cinta telah hilang maka terbitlah pengkhianatan. 

Maka telah nyata bahwa ketaatan adalah bentuk kongkrit kesetiaan, dan kesetiaan adalah bentuk wujud dari cinta. Maka telah sampai pada konklusi bahwa seorang pecinta jika benar cintanya maka ia akan setia dan tunduk pada perintah perintah. Sedalam apa dia khidmat dalam mewujudkan perintah-Nya sedalam itu pula dia cinta kepada-Nya. Al Buthi mengatakan, tunduk pada perintah adalah wujud dari cinta. 

Jika telah cinta jangan tuntut untuk setia, karena sudah pasti setia. Ketika kamu setia pada-Nya dengan sendirinya kamu akan merasakan dahsyatnya cinta-Nya padamu. Karena cinta Allah pada kita diukur sedalam apa kita meresapi agama-Nya, dalam hal ini ialah perintah-Nya. 

Namun dalam mewujudkan kesetiaan jangan harap kamu dalam keadaan tenang dan damai, tapi kamu akan terus didera cambuk ujian yang tak kunjung selesai. Bukankah orang yang takwa akan lebih dahsyat ujiannya? Mengapa? karena ia setia kepada janjinya dan titah-Nya. Karenanya semakin setia maka semakin hebat duri deri dan derita yang akan diterima. Apakah Allah jahat pada kita? Bukan, bukan Allah jahat. Tapi justru karena kita setia itulah kita akan digoda dengan ujian. Selain itu setia bukan berarti kamu tidak pernah tergoda dan digoda, justru kesetiaan itu akan pernah tergoda dan digoda lalu pulang kembali kepangkuan peluk hangat-Nya. 

Wallahu 'alam bi shawwab




Komentar