Kesempatan Hidup


Sutan Irawansyah

Pernahkah terpikirkan oleh kita selintas saja berupa pertanyaan yang diarahkan kepada kita lantas berpikir panjang untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Memikirkan sesuatu yang jarang atau bahkan tak pernah dipikirkan orang, bahkan lebih dari itu memikirkanya merupakan kompas yang akan memberikan arah kehidupan yang lebih baik di dunia dan di akhirat, namun tentu akan menjadi kompas kehidupan setelah kita menemukan jawabanya. Apakah itu? 

Yaitu, pernah kita berpikir mengapa hingga saat ini Allah masih memberikan kesempatan hidup?, memberi kesempatan bernafas, menghirup hawa udara segar, menikmati sentuhan hangat cahaya matahari, menikmati hidup sehat, masih dapat melihat dengan terang dan jelas, masih diberikan jatah hidup, tenaga, dll yang sebenarnya tidak kita minta sama sekali, namun Allah memberinya dengan cuma-cuma tanpa mengharap imbalan balik apapun. Bahkan Allah memberikannya lebih dari sekedar cukup, kita masih diberikan untuk dapat merasakan makan, terlebih kita masih dapat merasakan lapar yang dengannya terdorong nafsu untuk segera makan, kita masih diberikan rasa kantuk yang denganya kita dapat menikmati tidur. Limpahan alam yang kita lihat sampai sekarang masih dapat kita nikmati, rasakan dan manfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Semua itu masih dapat kita rasakan seketika kita hidup.

Sekali lagi, lantas mengapa Allah masih memberikan kesempatan untuk hidup?

Coba kita refleksi terhadap kehidupan kita. Dalam perjalan panjang, kita dihadapi jalan jalan yang rumit dan pelik, jalannya belukar, tidak mudah untuk kita lewati, perlu keteguhan, syaja'ah dan terpenting keyakinan untuk melewati jalan berduri. Hawa nafsu terus bergelut, bertengkar dengan hati nurani. Inilah tantangannya. 

Demikian dalam hidup, kita terkadang kalah oleh hawa nafsu, sehingga nafsu menjadi raja bagi dirinya sendiri, jangan heran, manusia sering tergelincir ke dalam lumpur kedurhakaan, tenggelam dalam kefanaan. Namun waktu terus membawa kita pada ajal kematian, sedangkan kita terus jatuh dalam dosa. Apakah kita akan mati dengan bekal dosa? Disinilah kenapa Allah memberi kesempatan hidup, memberi jatah waktu untuk kita bertaubat, mensucikan diri, seperti bayi yang tak punya dosa. Anas Ibn Malik berkata :”Seorang yang taubat dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa, dan jika Allah mencintai seorang hamba, pasti dosa tidak akan membahayakanya”. Jadi Allah memberikan kesempatan hidup itu untuk kita bertaubat, tidak melakukan kedurhakaan yang sama, kembali ke jalan fitrah. 

Renungkan dan fikirkan kembali!!! Untuk apa Allah masih memberi jatah kesempatan kita untuk hidup? 

Enstein pernah mengatakan Di tengah setiap kesulitan terletak peluang. 

Seperti yang ditulis di awal, hidup itu uraian dari segala kesulitan, ujian, dan rentetan tantangan juga rintangan lainnya, kita akan terus di pukul dengan cobaan, di panaskan di bara api kesulitan dan kesusahan. Disinilah kita di uji, kita itu manusia asli atau imitasi? Seperti layaknya menentukan emas, ia itu asli atau imitasi? Yaa harus di pukul dan dipanaskan dulu, baru ketauan... 

Seperti itu manusia dalam kehidupan nya, mesti di uji dan di beri cobaan, untuk menentukan dia itu sabar atau tidak, dia manusia atau tidak, dia asli atau imitasi? Yaa itulah ibtila'.  Maka Allah memberi kesempatan hidup ialah untuk menguji kita. Supaya kembali pada-Nya dalam keadaan suci dan dalam jalan fitrah. 

Bukankah kesempatan yang memberikan kita peluang untuk lebih baik? Sebab jatah masih ada maka manfaatkan kesempatan itu, sebab penyesalan tidak pernah menyusul selalu di akhir. 

Karena kenikmatan Tuhan yang terbesar adalah kesempatan


Wallahu 'alam bi shawwab. 

22-04-2022, 11.26 WIB

Komentar