Kemukjizatan dari aspek ilmiyyah
Kemukjizatan Al Quran di tinjau dari sudut ilmiyyah disini maksudnya bukan Al Quran sebagai kitab khusus tentang ilmu pengetahuan, sains, teknologi atau teori-teori yang tengah berkembang dan berubah, melainkan ada tanda-tanda yang mendorong ke arah sana, atau tegasnya di dalam Al Quran terdapat psikologi, sains, teknologi dll, namun Al Quran itu sendiri bukanlah studi bidang ilmu khusus.
Al Quran jauh sebelum abad modern telah lebih dahulu mengungkap sisi keilimiyyah, dimana teori yang berkembang tidak sama sekali kontras dengan Al Quran justru dekat persamaanya, terkait mukjizat ini, Allah berfirman :
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami dari segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Dan apakah tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu”. (Al Fushilat [41] : 53).
Al Quran tidak sama sekali di rekayasa oleh Nabi apalagi di tambah atau dikurangi, karena beliau seorang yang ummi tidak kenal baca dan tulis, kalau kiranya Nabi merekayasa semua ini, darimana gerangan Nabi itu belajar sains, teknologi dll jikalau ini bukan murni wahyu? Masih banyak hujjah untuk menangkis opini keliru dari mereka penentang kebenaran Al Quran.
Seorang yang membahas secara komprehensif terkait korelasi Al Quran dengan sains modern yakni, Dr Maurice Bucaille, seorang ahli bedah berkebangsaan perancis, yang lahir 19 Juli 1920 kemudian meninggal 17 Februari 1998, beliau terkenal lewat karyanya yang berjudul “La Bibe le Coran et la Science”, telah di transliterasi kan oleh Prof Dr. HM Rasjidi dengan judul “Bibel Qur-an dan Sains Modern”.
1. Penciptaan Kosmos
Didalam buku tersebut beliau memulai pembahasan tentang Quran dan sains modern dimulai dengan penciptaan langit-langit dan bumi, kata beliau : “Pada hemat saya, hanya terdapat satu paragraf dalam Quran, dimana disebutkan urutan antara kejadian-kejadian penciptaan secara jelas, yaitu ayat 27-33 surat 79”, menurut beliau ada dua hal yang di bicarakan dalam ayat tersebut : kelompok kejadian-kejadian samawi dan kelompok kejadian di bumi yang di terangkan dengan waktu, beliau berkesimpulan bahwa dua hal itu, mengkonfirmasikan bahwa bumi harus ada sebelum digelar dan bahwa bumi itu sudah ada ketika Tuhan membentuk langit, maka evolusi langit dan bumi terjadi pada waktu yang sama, karenanya tidak perlu menyinggung mengenai disebutkanya bumi sebelum langit atau langit sebelum bumi.
Kemudian pada pembahasan selanjutnya beliau menyajikan suatu sintesa singkat, dimulai dengan firman Allah :
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air, kami jadikan segala sesuatu yang hidup, maka mengapa mereka tidak juga beriman?” (Al Anbiya [21] : 30).
Kalau kita telaah dengan seksama ayat tersebut sama dengan teori ilmiah modern tentang penciptaan kosmos, dimana bahwa bumi adalah kumpulan gas yang panas yang memisahkan diri dan membeku kemudian menjadi tempat yang dapat ditempati manusia.
Kemudian dalam ayat lain Allah berfirman :
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan dia (langit ini masih merupakan) asp, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi : Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab : kami datang dengan suka hati” (Fushilat [41] : 11).
Menjadikan kuat teori tersebut. Kembali kepada tulisan Dr. Maurice, terkait dua ayat di atas beliau berkesimpulan : pertama, menetapkan adanya suatu kumpulan gas dengan bagian-bagian kecil yang sangat halus. Dukhan yakni asap. Asap itu sendiri dari stratum (lapisan) gas dengan bagian-bagian kecil yang mungkin memasuki tahap keadaan keras atau cair, dan dalam suhu rendah atau tinggi, kedua, menyebutkan proses perpisahan dari suatu kumpulan pertama yang unik yang terdiri dari unsur-unsur yang digunakan. Kita tegaskan lagi, “faqt” dalam bahasa arab artinya memisahkan dan “ratq” artinya perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang homogen.
Prof. Tabbarah menerangkan : “ini merupakan mukjizat diantara mukjizat Al Quran yang dikuatkan oleh ilmu pengetahuan, yang menyatakan bahwa alam berasal dari sesuatu yang kesatua benda yang berasal dari gas, kemudia memish menjadi kabut-kabut, dan matahri terjadi akibat pecahan tersebut”.
2. Gunung
Kemudian di ayat lain Allah berfirman :
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ () وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ () وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ () وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia tegakkan? Dan bumi bagaimana ia hamparkan? (Al Ghasyiyah [88] : 17-20).
Menurut beberapa ahli bumi bahwa apabila gunung-gunung di bumi ini tidak ada, niscaya penduduknya akan bertebaran, akibat dari angin keras yang terjadi dari cepatnnya peredaran bumi.
3. Berkurangnya oksigen
Para cendikiawan telah menemukan satu teori dan merupakan gejala alamiah, bahwa apabila manusia berada dalam ketinggian tertentu, pernapasa manusia akan sempit dan seperti tercekik, karena telah menglami kekurangan oksigen, sebab itu apabila pesawat berada di ketinggian lebih dari 35.000 kaki kru pesawat memberi pengumuman untuk menggunakan oksigen buatan. Ini telah dibuktikan 14 abad yang lalu sebelum pesawat di ciptakan, Allah berfirman :
وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ
“Dan barang siapa Allah hendak sesatkan dia, Ia jadikan dadanya itu sempit, seola-olah ia naik dilangit.” (Al An’am [6] : 126).
4. Matahari
Allah berfirman :
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Dan matahari itu berjlan dengan cepat dibatas kekuatanya. Yang demiikian itu ketetapan dari Tuhan yang amat menghendaki” (Yasin [36] : 38).
Menurut A Hassan bahwa orang-orang dahulu dari islam, beranggapan bahwa bumi itu terdiam dan matahari tiu bergerak, karena terlihat pada pandangan mata demikian. Sesudah datang agama islam beberapa abad, ahli-ahli falak menetapkan bahwa bumi berjalan, matahari tidak. Tetapi Quran berkata, semua itu beredar di tempat masing-masing. Pendapat yang paling belakang mengatakan (lihat surat Yasin : 40), tiap-tiap suatu diudara berputar, matahari pun demikian juga.
Semua ini pula menjadi bukti aspek-aspek kewahyuan Al Quran, karena pasalnya, kalau semua itu bukan datang dari Allah Swt, lantas darimana Nabi Muhammad Saw mempelajari semua yang telah terbukti di era kemajuan sains modern ini yang jelas dimensi waktunya jauh belasan abad lalu?. Wallahu 'alam bi shawwab.
Tamat..
Referensi :
Dr. Maurice Bucaille, Bibel, Quran dan Sains Modern, terj, (Jakarta : Bulan Bintang , 1979), hlm. 201.
Ahmad Hassan, Mengenal Nabi Muhammad, (Bandung : Dipenogoro, 1995)
Ahmad Umar Abu Syaufat, Mukjizat Qur’aniyyah Haqaiq Ilmiyyah Qati’ah, (Dar Kutub Al Wathaniyyah, 2003)
Komentar
Posting Komentar